Pengertian SRTM
Menurut JAEA (1999) SRTM (Shuttle
Radar Topography Mission) adalah “mounted on a
Space Shuttle and obtains Earth surface data by remote sensing technology
utilizing a synthetic aperture radar. Obtained data will be converted into
height data called a Digital Elevation Model (DEM), and will be utilized to
generate a more precise three-dimensional map of larger observation area of the
Earth than has ever been possible”
Meskipun SRTM memiliki resolusi yang
rendah sekitar 90m tetapi masih banyak digunakan sebagai informasi untuk
pekerjaan lapangan serta dimanfaatkan untuk membuat peta kontur dan lereng
(slope). Hasil peta kontur maupun peta lereng dari pengolahan data SRTM
maksimal berskala 1:900000, tetapi dalam realisasinya banyak yang memperbesar
skalanya hingga skala 1:250000 atau malah lebih besar lagi. Dengan melakukan
perbesaran skala tersebut akan memberikan konsekuensi menyangkut akurasi dari
peta kontur maupun peta lereng yang dihasilkan.
Untuk menentukan skala peta hasil
dari pengolahan citra satelit sebenarnya sangat mudah, yaitu dengan menggunakan
rumus: (skala peta = resolusi citra satelit x 10000). Berdasarkan PP No.10
Tahun 2000 Tingkat Ketelitian Peta Tata Ruang Wilayah adalah sebagai berikut:
- Peta RTRW Nasional skala minimal 1:1000000 (dapat menggunakan citra LANDSAT-MSS 80m)
- Peta RTRW Provinsi skala minimal 1:250000 (dapat menggunakan citra LANDSAT-TM 25m, SPOT Xs 20m)
- Peta RTRW Kabupaten skala minimal 1:50000 – 100000 (dapat menggunakan citra IKONOS 10m/5m, foto udara 1:100000)
- Peta RTRW Kota skala minimal 1:50000 (dapat menggunakan citra IKONOS 5m)
5.
Peta skala teknis 1:5000 (dapat menggunakan citra Quickbirt 0.5m)
Alasan menggunakan SRTM dalam GIS
tentu karena kelebihannya. Beberapa kelebihan yang dimiliki SRTM anatara lain:
- Gratis; Ini adalah kelebihan utama yang dimiliki SRTM. Siapa saja dan di mana saja dapat mendownload SRTM tanpa bayar.
- Digital; SRTM dapat didownload dengan format HGT, ASCII, atau GEOTIFF, kita bisa mengkonversi ke format yang kita inginkan misalnya Grid ArcView
- Resoulsi; Resolusi lumayan tinggi untuk sakala tinjau. Resolusi horizontal (yang bisa kita download untuk Indonesia) adalah 90m. Tentu saja dengan resolusi ini SRTM tidak bisa digunakan untuk pemetaan secara detail.
SRTM– ShuttleRadar Topography Mission:
adalah proyek internasional dari National Aeronautics and Space Administration
(NASA), National Imagery and Mapping Agency (NIMA) dari Amerika Serikat, Jerman Aerospace Center (DLR)
dan Italian Space Agency (ASI) . Tujuannya adalah untuk memperoleh basis
resolusi tinggi data topografi digital yang paling lengkap dari Bumi.
Misi ini diluncurkan pada tanggal 11 Februari 2000. Misi
berlangsung selama 11 hari. Instrumen radar dalam misi ini sama
dengan yang digunakan untuk misi SIR-C/X-SAR. Untuk memperoleh topografi (elevasi) data, payload
SRTM dilengkapi dengan dua aperture sintetis radar antena. Satu antena
terletak di Shuttle payload, yang lain di ujung tiang dengan jarak 60 meter
dari Shuttle payload pertama. SRTM memanfaatkan teknik yang disebut
interferometri radar untuk memperoleh informasi topografi. Dalam radar
interferometri, dua gambar radar yang diambil dari lokasi yang sedikit berbeda.
Perbedaan antara gambar ini memungkinkan untuk perhitungan elevasi permukaan,
atau perubahan. Pada SRTM, dua gambar radar yang diperlukan untuk melakukan
interferometri yang diperoleh secara bersamaan oleh dua antena.
SRTM diluncurkan ke orbit dengan ketinggian 233 km, dan kemiringan
57 derajat. Hal ini memungkinkan sebagian besar permukaan daratan Bumi yang
terletak di antara 60 derajat utara dan 56 derajat lintang selatan dapat
direkam oleh radar SRTM. Cakupan ini merupakan 80 persen dari massa daratan
Bumi.
Ada dua jenis panel antena: C-Band dan X-Band. Data radar C-band
diproses di Jet Propulsion Laboratory (JPL) menyediakan Digital Elevation Model (DEM) global. DEM resolusi yang lebih tinggi (tapi tidak dengan cakupan global)
yang dihasilkan dari data radar X-Band, diolah dan didistribusikan oleh German
Aerospace Center, DLR.
Pengolahan data C-Band diperkirakan akan memakan waktu dua tahun.
Data C-band akan didistribusikan melalui Geological Survey United Satates
(USGS) EROS Data Center. Arsip akhir diharapkan akan dikirimkan ke USGS pada
bulan Oktober 2002. Pada akhirnya, SRTM DEM akan dirilis dengan
resolusi 30 meter untuk AS dan 90 meter untuk seluruh dunia, meskipun
NASA dan NIMA masih membahas masalah ini.
USGS mendistribusikan versi terbaru SRTM, Versi 2 (juga dikenal
sebagai “finished” version) kumpulan data, yang merupakan hasil dari upaya
editing besar dengan NGA. Berikut fitur terbaru tersebut:
- Badan air
didefinisikan dengan baik (misalnya, danau, waduk dan sungai-sungai utama) dan
garis pantai;
– Tidak adanya spikes and wells (single pixel errors), dan
– Gaps atau data yang hiang dalam presentase yang kecil.
– Tidak adanya spikes and wells (single pixel errors), dan
– Gaps atau data yang hiang dalam presentase yang kecil.
Langkah-langkah
post-processing untuk menghasilkan data resolusi tinggi yang ebih baik:
Langkah 1: Stitching 14,000+ separate SRTM tiles together to make a
seamless near-global mosaic
(data ukuran: 432.000 X 139.200 piksel)
Langkah 2: Memperluas cakupan ke seluruh dunia (data ukuran: 432.000 X 216.000 piksel)
Elevation at higher latitudes can be filled by other global
elevation sources at closest resolutions possible (as part of GeoSage’s
processing services), such as the recently released USGS’s Global
Multi-resolution Terrain Elevation Data 2010 (GMTED2010). The low-resolution
SRTM30 or GTOPO30 data is NOT used here. An overview is provided in the
following figure.
Langkah 3: Filling gaps
Sebuah bagian penting
dari post-processing adalah untuk mengisi beberapa gaps dalam data SRTM asli.
Langkah 4:
Masking dengan batas tanah / laut
Karena beberapa bagian dunia (misalnya daerah pesisir dataran
rendah) berada di bawah permukaan laut rata-rata dari pengukuran fisik,
seringkali batas antara pesisir dengan baian laut tidak jelas. Oleh karena itu
perlu dibedakan antara bagian tanah/daratan yang rendah tersebut dengan bagian
laut
Langkah 5: Membuat basemaps relief
berbayang (resolusi 90m)
Fitur ini dibuat untuk
menunjukan fitur geologi atau topografi ketika STRM dioverlay dengan data
raster daricitra satelit.
Pengaturan Hillshading
adalah sebagai berikut:
- Sumber cahaya ketinggian: 60 (secara default) atau 45 derajat
- Sumber cahaya azimuth: 45 (secara default), 0 atau 315 derajat
- Elevation berlebihan vertikal: 0.8 (secara default), 1.4 atau 2.8
Langkah 6: Membuat basemaps relief
berbayang (resolusi 30m)
Dengan menggunakan teknik
interpolasi model elevasi digital global dari resolusi 90m diresampling ke
resolusi 30m.
Struktur Data SRTM
SRTM memiliki struktur data yang sama seperti format GRID
lainnya, yaitu terdiri dari sel-sel yang setiap sel memiliki wakil nilai
ketinggian. Nilai ketinggian pada SRTM adalah nilai ketinggian dari datum
WGS1984, bukan dari permukaan laut. Tapi karena datum WGS1984 hampir berimpit
dengan permukaan laut maka untuk skala tinjau dapat diabaikan perbedaan
diantara keduanya.
Khusus untuk download, resolusi
horizontal data SRTM adalah 90m. Perlu diingat bahwa data sebenarnya adalah
30m, tetapi direduksi menjadi 90m,
SRTM dihasilkan dari penyiaman
gelombang radar dengan teknik interferometri. Teknik interferometri radar
adalah sebuah cara penyiaman muka bumi dengan dua posisi sensor radar
yang berbeda tempat. Pada wahana pengambilan data SRTM ini, jarak
rentangan dua sensor radar ini sejauh 60 meter, dimana satu sensor berada
dalam wahana (main antenna), dan sensor lain berada pada ujung rentangan di
luar wahana (outboard antenna).
Proses
penyiaman permukaan Bumi
Gelombang radar dimanfaatkan untuk
pengambilan data ini karena memiliki kelebihan, diantaranya adalah
perekaman dapat dilakukan pada siang ataupun malam hari. Disamping itu
gelombang radar dapat menembus tutupan awan, Dengan demikian, perekaman data
SRTM tidak terpengaruh oleh keadaan cuaca setempat.
Cakupan
SRTM (56 derajat LS - 60 derajat LU)
Wahana SRTM membawa dua panel dengan
saluran C dan Saluran X. Peta topografi global dari bumi disebut dengan Digital
Elevation Models (DEMs). DEMs ini terbuat dari data radar saluran C tersebut.
Data ini diolah oleh Jet Propulsion Laboratory dan didistribusikan melalui USGS
EROS Data Center. Data saluran X digunakan untuk menghasilkan DEMs dengan
resolusi yang lebih tinggi. Data SRTM dari saluran X diolah dan didistribusikan
oleh German Aerospace Center.
C-RADAR (Radar Saluaran-C):
C-RADAR (Radar Saluaran-C):
C-RADAR (5,3 GHz, panjang gelombang = 5,6 cm, bandwidth =
10 MHz) yang disediakan oleh NASA / JPL, ia menawarkan kemampuan
dual-polarisasi. Kekuatan puncak radiasi adalah 1,2 kW / polarisasi. Dalam
modus ScanSAR, C-RADAR mempekerjakan dua pasang balok simultan, seperti yang
ditunjukkan pada Gambar 8, yang beralih dalam petak lebar penuh, menciptakan
pola citra SAR bersebelahan dan tumpang tindih. Lebar petak total 225 km
menyediakan ukuran pixel (resolusi) dari sekitar 30 m (data titik jarak dari
satu arcsec).
Instrumen sumber data dikumpulkan pada 180 Mbit / s (di empat saluran) dan disimpan di on-board perekam. Instrumen data telemetri di 15,12 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
Instrumen sumber data dikumpulkan pada 180 Mbit / s (di empat saluran) dan disimpan di on-board perekam. Instrumen data telemetri di 15,12 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
X-RADAR (Radar Saluran-X):
X-RADAR (9,6 GHz, 3,1 cm panjang gelombang =) disediakan oleh DLR dan ASI, ia menawarkan balok tetap (52 ยบ sudut terlihat) polarisasi tunggal (VV dlm kapal dan V antena tempel). Kekuatan puncak radiasi adalah 1,7 kW pada FRP dari 1674 pulsa / s. X-RADAR beroperasi dalam mode wide-petak 50 km, resolusi pixel horizontal 30 mx 30 m dengan ketinggian vertikal resolusi relatif 6m dan 10 m mutlak. Petak X-SAR diposisikan di tengah-tengah dua subswaths luar C-RADAR.
Ilmu instrumen data rate adalah 90 Mbit / s dan disimpan pada perekam on-board. Instrumen data telemetri di 9,6 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
X-RADAR (9,6 GHz, 3,1 cm panjang gelombang =) disediakan oleh DLR dan ASI, ia menawarkan balok tetap (52 ยบ sudut terlihat) polarisasi tunggal (VV dlm kapal dan V antena tempel). Kekuatan puncak radiasi adalah 1,7 kW pada FRP dari 1674 pulsa / s. X-RADAR beroperasi dalam mode wide-petak 50 km, resolusi pixel horizontal 30 mx 30 m dengan ketinggian vertikal resolusi relatif 6m dan 10 m mutlak. Petak X-SAR diposisikan di tengah-tengah dua subswaths luar C-RADAR.
Ilmu instrumen data rate adalah 90 Mbit / s dan disimpan pada perekam on-board. Instrumen data telemetri di 9,6 kbit / s adalah downlinked terus-menerus.
Lokasi
Saluran-C, Saluran-X dan Saluran-L pada main antenna dan outboard antenna
SRTM digunakan untuk
modeling elevasi yang berasal dari data SRTM yang digunakan dalam Sistem
Informasi Geografis. Data SRTM dapat didownload secara gratis melalui
Internetdi www, dan format file mereka (*. HGT, *.ascii, dan *.tiff) didukung
oleh perkembangan beberapa softwareseperti global mapper, arcgis, arcview dll.
Hasil dari
SRTM berupa data DEM
Hasil dari data ekstraksi SRTM
dapat berupa kontur, kelerengan(slope), hillshade(model permukaan tanah, dll).
Secara umum data SRTM ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan seperti
kepentingan militer, sipil dan sipil seperti pemodelan drainase, simulasi
penerbangan, penentuan letak tower selular, keamanan navigasi, dan lain-lain.
Dalam bidang lingkungan, data SRTM ini dapat dimanfaatkan pula untuk pemodelan
banjir, konservasi tanah, perencanaan penghijauan, pengawasan gunung api,
penelitian gempa dan pengawasan gerakan es.
Beberapa
Aplikasi/turunan DEM-SRTM
Adapun cara kerja Shuttle Radar
Topography Mission (SRTM) yaitu:
1.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.